2 mins read

KONEKSI NASIONAL: Akses Internet Diperluas sebagai Kunci Pemerataan Kesejahteraan di Desa

Akses internet untuk pemerataan kesejahteraan di desa

JAKARTA, INITOGEL — Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menegaskan bahwa pemerataan akses internet di seluruh wilayah, khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), menjadi prioritas utama untuk mencapai pemerataan kesejahteraan sosial dan ekonomi di tingkat desa. Akses digital yang memadai dinilai bukan lagi fasilitas tambahan, melainkan infrastruktur dasar yang esensial.

Program pembangunan infrastruktur digital ini didorong oleh keyakinan bahwa konektivitas dapat memangkas kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan.


I. Peran Internet dalam Transformasi Ekonomi Desa

Penyediaan akses internet berkecepatan tinggi di desa memiliki dampak multifaset, terutama dalam mendorong produktivitas ekonomi lokal:

  • Pemasaran Digital UMKM: Petani, nelayan, dan pelaku UMKM di desa kini dapat memasarkan produk mereka langsung ke pasar nasional maupun internasional melalui platform e-commerce, menghilangkan rantai pasok yang panjang dan meningkatkan margin keuntungan.

  • Akses Informasi Pertanian: Petani dapat mengakses informasi cuaca, harga pasar komoditas terkini, dan metode pertanian modern yang efisien melalui internet, meningkatkan hasil panen secara signifikan.

  • Edukasi dan Pelayanan Publik: Akses internet mempermudah proses pembelajaran jarak jauh (e-learning) dan mempermudah warga desa mendapatkan pelayanan administrasi publik secara online tanpa harus bepergian jauh ke pusat kota.

“Internet adalah gerbang menuju kesetaraan kesempatan. Ketika desa terhubung, mereka tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga memiliki kekuatan ekonomi dan pendidikan yang setara dengan kota,” ujar Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi.

II. Proyek Strategis dan Tantangan di Lapangan

Kominfo saat ini tengah menggenjot penyelesaian sejumlah proyek strategis untuk memastikan blank spot (wilayah tanpa sinyal) dapat teratasi.

  • Proyek Palapa Ring dan Satelit: Pembangunan infrastruktur tulang punggung seperti Palapa Ring dan pengoperasian satelit multifungsi terus dimaksimalkan untuk menjangkau pelosok negeri.

  • Tantangan Geografis: Tantangan terbesar masih terletak pada kondisi geografis yang sulit dan berbukit, serta kebutuhan pemeliharaan infrastruktur yang tinggi di daerah terpencil.

III. Kolaborasi Lintas Sektor

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif pemerintah daerah dalam menyediakan lahan dan menjamin keamanan infrastruktur, serta peran operator telekomunikasi dalam memastikan kualitas layanan yang stabil.

Upaya ini diharapkan dapat mempercepat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa dan mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang inklusif.